Nama anthurium berasal dari bahasa Yunani, artinya bunga ekor. Di Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai anthurium. Sumber genetiknya berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis.


Namun pengembangannya relatif berhasil di negara yang beriklim subtropis seperti Hawaii, dan di negara yang beriklim temperate seperti Belanda. Anthurium merupakan tanaman yang tumbuh sendiri pada media tumbuhnya (terrestrial), tetapi ada pula yang hidup menempel pada tanaman lain atau epifit (Riffle 1998).
Di Indonesia anthurium dapat beradaptasi dengan baik, mulai dataran rendah sampai tinggi. Pada ketinggian 1.400 m dpl, tanaman ini membutuhkan intensitas cahaya matahari antara 30-60%. Bila intensitas cahaya terlalu tinggi, maka tanaman akan menguning dan warna daunnya memudar. Sebaliknya bila intensitas cahaya terlalu rendah, maka per- tumbuhan tanaman menjadi lambat, produktivitas bunga menurun, dan batang menjadi lunak.
Tanaman Anthurium termasuk jenis tanaman primadona di kalangan pecinta tanaman hias, karena Anthurium memiliki kesan yang mewah dan eklusif.

Setiap individu Anthurium mampu menonjolkan ragam karakternya sehingga membuat orang gemas untuk mengoleksinya. Maka tidak dipungkiri lagi, jika bisnis Anthurium mampu berkembang pesat menyaingi bisnis tanman hias lainnya, seperti Aglaonema atau Adenium. Lebih-lebih dengan dihasilkannya hibrid-hibrid baru yang lebih anggun, unik, gagah dan berpenampilan fantastis.

Bentuk bunga yang sangat unik, yang berbentuk seperti ekor, daunnya tebal, kaku dan berwarna hijau serta penampilan daun yang khas bervariasi seperti berbentuk jantung, lonjong, bundar, atau lancip. Tekstur daunnya beragam, halus, bergelombang hingga keriting menjadi daya tarik tersendiri bagi penggemar tanaman hias.

Tanaman Anthurium berkembang pesat di daerah yang beriklim tropis, seperti di sebagian Benua Amerika, dan Benua Asia termasuk di Indonesia. Diperkirakan spesies Anthurium telah mencapai lebih dari seribu jenis. Di Indonesia, Anthurium yang paling digemari konsumen antara lain: Anthurium Jemani, Anthurium Hokeri, Anthurium Plowmani Croat, yang dikenal sebagai Anthurium Gelombang Cinta, Anthurium Keris, Anthurium Superboom dan Anthurium Neo Superboom serta jenis-jenis hibrid yang lain.

Di alam, tanaman Anthurium tumbuh di seresah-seresah batang yang telah membusuk, di bawah rindangnya pepohonan hutan dan ada juga yang tumbuh menempel pada tanaman lain yang bersifat epifit. Tanaman ini mampu tumbuh baik bila mendapat naungan. Sehingga sangat cocok sebagai hiasan dalam ruangan rumah, kantor, hotel serta halaman rumah.

Tanaman yang tergolong pada keluarga Araceae ini sebenarnya sudah banyak dikenal oleh penggemar tanaman hias cukup lama, Namun akhir-akhir ini jenis tanaman Anthurium ini semakin diminati oleh konsumen karena cara pembudidayaannya tidak menuntut keterampilan yang khusus. Perawatan tanaman ini tidak sulit karena tidak rakus pada unsur hara. Di alam tanaman ini tumbuh di atas batang yang membusuk ditambah siraman air hujan, hal ini sudah memberikan kondisi yang baik untuk pertumbuhannya.

Post comment